Tampilkan postingan dengan label Informasi Perikanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Informasi Perikanan. Tampilkan semua postingan
09/08/11

Mempertahankan daging ikan agar tetap segar

Dalam kehidupan sehari-hari kita membutuhkan makanan yang mengandunng karbohidrat,protein,lemak dll. Oleh karna itu dibutuhkan makanan empat sehat lima sempurna. Dalam segi lauk pauk ikan merupakan salah satu hewan yang mengandung protein tinggi. Kandungan ikan antara lain 80% air, 20%protein,16% lemak dll. Dengan kandungan protein 20% ikan sangat berpotensi sebagai menu utama dalam memenuhi kebutuhan gizi.
Kita tahu bahwa daging ikan mudah busuk setelah dipanen dibandingkan daging hewan lainnya. Hal ini dikarenakan daging ikan lebih didominasi dengan air,dimana air merupakan media tumbuhnya mikroorganisme. Oleh karna itu setelah ikan di angkat dari air segera mungkin kita harus bias menangani agar ikan tidak cepat membusuk. Masa kesegaran ikan dapat diperpanjang dengan berbagai cara antara lain :
  • Jangan biarkan ikan menggelepar terlalu lama,segera mungkin mendapatkan perlakuan. karna semakin tinggi energi yang dikeluarkan semakin cepat pula proses kematiannya.
  • Buang insang,saluran pencernaan dalam perut ikan karena bagian ini sebagai media pertumbuhan mikroorganisme
  • Mencuci ikan yang sudah dibuang insang dan saluran pencernaannya dengan menggunakan air bersih.
  • Dll.
Menurut Badan Riset Kelautan dan Perikanan tahun 2003. Penanganan ikan basah harus dimulai segera setelah ikan diangkat dari air tempatnya hidup,dengan perlakuan suhu rata-rata rendah dan memperhatikan faktor kebersihan dan kesehatan. Perlakuan yang dikarenakan harus dapat mencegah timbulnya kerusakan fisik.
Penanganan pasca panen ikan nila dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun segar.
  • Penanganan ikan hidup
Ada beberapa ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai kek konsumen dalam keadaan hidup :
  1. Dalam pengangkutan hendaknya gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat celcius.
  2. Waktu pengangkutan sebaiknya pada pagi atau sore hari.
  3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu pendek.
Ikan segar merupakan produk cepat turun kwalitasnya. Hal yang perlu diperhatikan kesegarannya antara lain :
  1. Penangkapan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terluka.
  2. Sebelum dikemas ikan harus dicuci agar bersih dari lendir.
  3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat dapat digunakan daun pisang/plastik, untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. (Bappenas,2000)
Pemasaran ikan hidup telah lama dikenal di beberapa daerah di Indonesia,terutama di pulau Jawa. Teknologi yang banyak diterapkan adalah transportasi ikan hidup sistem basah,pengangkutan ikan dengan menggunakan air sebagai media. Dalam hal ini air ditempatkan pada wadah pengangkut dengan sistem tertutup atau sistem terbuka. Pada pengangkutan jauh sebaiknya dilengkapi dengan untuk memungkinkan terjadinya suplai oksigen (Irianto,2007)

Sail Derawan Bersaing dengan Sail Komodo

Pulau Derawan
SAMARINDA – vivaborneo.com - Kaltim terus berupaya menyiapkan diri terkait rencana menggelar Sail Derawan 2013. Saat ini Dinas Pariwisata Kaltim mulai melengkapi proposal yang akan diajukan ke Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) sehingga dapat bersaing dengan Pemprov Nusa Tenggara Timur yang mengajukan Pulau Komodo. “Saat ini kita dalam proses melengkapi proposal Sail Derawan 2013 yang akan kita ajukan ke Kemenbudpar,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kaltim, Achmad Adha, di Kantor Gubernur Selasa (2/8).
Adha juga mengungkapkan kesiapan Bupati Berau Makmur HAPK yang mulai melakukan perbaikan infrastruktur dan homestay di kawasan Pulau Derawan dan sekitarnya, meski diakui nantinya peserta lebih suka tinggal di yacht (perahu) masing-masing daripada di home stay.
“Berdasarkan pengalaman pada Sail Bunaken tahun lalu, peserta lebih suka tinggal di yacht,” katanya.
Saat ini, yang menjadi kendala menurut Adha adalah kesimpulan ahli kelautan mengenai posisi geografis Derawan yang dianggap terletak di kawasan utara, sehingga rentan terjadi angin kencang dan arus yang deras, sehingga mengakibatkan kapal mengalami kesulitan berlabuh.
“Sangat disayangkan mereka belum pernah ke Derawan, padahal posisinya agak ke dalam, bukan di Perairan Ambalat seperti yang mereka kira,” sebut Adha.
Pada bagian lain, Kaltim juga harus bersaing dengan Nusa Tenggara Timur yang mengajukan Sail Pulau Komodo di tahun yang sama. Kaltim berharap jika tidak memungkinkan, event Sail Komodo bisa menjadi satu bagian dengan Sail Derawan.
“Kita mencoba melengkapi informasi mengenai pulau Derawan, misalnya informasi transportasi menuju ke sana jarak tempuh dan juga biaya,” katanya.
Pemerintah daerah terus berupaya agar potensi wisata Pulau Derawan dengan keindahan laut dan keanekaragaman biota lautnya semakin dikenal baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Beberapa bulan lalu digelar Lomba Foto Alam Bawah laut di Pulau Derawan dan Sangalaki yang diikuti sejumlah fotografer luar dan dalam negeri. (vb/gie)

Sumber : VivaBorneo
07/08/11

DKP Berupaya Wujudkan Program 500 Ribu Keramba

SAMARINDA – vivaborneo.com, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltim melalui bidang perikanan budidaya terus berupaya mewujudkan program 500 ribu keramba di Kaltim hingga 2014, terutama yang tersebar di 14 kabupaten dan kota.
“Instansi kami terus berupaya agar terwujudnya  program gubernur untuk 500 ribu keramba di Kaltim. Terutama untuk sektor perikanan budidaya, karena potensi perairan yang dimiliki daerah cukup besar. Khususnya di perairan umum baik sungai dan danau, bahkan eks galian tambang batu bara,” kata Kepala DKP Kaltim Iwan Mulyana, didampingi Sekretaris DKP Kaltim Rusdiansyah.
Sejak awal dicanangkan program keramba pada 2010 lalu terdapat sekitar 20.966 unit keramba, terutama untuk daerah yang memiliki sungai dan danau. Saat ini sudah jumlah keramba meningkat menjadi 34.200 unit dan terdapat di semua kabupaten/kota.
Dia menyebutkan Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat jumlah karamba cukup besar. Walaupun mengalami penurunan, yakni pada 2010 sekitar 13.238 unit menurun menjadi 10.000 unit, namun tetap terbanyak dibanding daerah lain.
“Sesuai dengan sasaran pembangunan perikanan Kaltim, yakni peningkatan produksi perikanan rata-rata lima persen pertahun dan meningkatnya penyerapan tenaga kerja rata-rata enam persen pertahun,” jelasnya.
Program pengembangan 500 ribu keramba hingga 2014 nantinya dialokasikan di 14 kabupaten dan kota di Kaltim berdasarkan potensi masing-masing daerah. Target yang dikembangkan untuk Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 120 ribu keramba, Kabupaten Kutai Barat sekitar 75 ribu unit, Kabupaten Kutai Timur 32 ribu unit.
Kabupaten Malinau sebanyak  49 ribu unit, Kabupaten Nunukan dua ribu unit, Kabupaten Tana Tidung sebanyak 12 ribu unit, Kabupaten Bulungan 50 ribu unit, Kabupaten Berau 75 ribu unit, Penajam Paser Utara sebanyak  50 ribu unit, Kaupaten Paser  25 ribu unit, Samarinda tiga ribu unit, Bontang lima ribu unit, serta Tarakan dan Balikpapan masing-masing seribu unit.
Bahkan untuk mewujudkan program itu, telah didukung permodalan usaha dari sektor perbankan, yakni, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim telah mengucurkan dana untuk usaha ini melalui Kredit Perikanan Sejahtera.
“Pengembangan program ini turut menentukan keberhasilannya adalah komitmen dan kebijakan kepala daerah untuk mewujudkannya. Sehingga, masyarakat selaku pelaku usaha ini termotivasi untuk ikut mengembangkan program ini,” ujarnya.
Selain itu, potensi perairan umum yang tersedia sangat mendukung untuk pengembangan komoditi ini. Misalnya, Kabupaten Kutai Kartanegara yang dilalui Sungai Mahakam dan memiliki empat danau, yakni Danau Semayang, Danau Melintang, Danau Jempang dan Danau Siran.
Ditambahkannya, terhadap daerah-daerh lain yang memiliki perairan umum. Sedangkan komoditas yang dapat dikembangkan untuk perikanan budidaya melalui program keramba tersebut yakni ikan Nila, Mas, Patin, Lele, Betutu, Sidat dan Kerapu.(vb/mas)

Sumber : VivaBorneo

06/08/11

Pembudidayaan Ikan di Kutai Kartanegara

       Produksi perikanan budidaya terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan target pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menjadikan Indonesia sebagai penghasil ikan terbesar di dunia. Produksi perikanan budidaya Indonesia tahun 2004 tercatat 1,5 juta ton naik menjadi 3,5 juta pada tahun 2008, naik kembali menjadi 4,7 juta ton pada tahun 2009 dan 5,8 juta ton pada tahun 2010. Pemerintah menargetkan peningkatan produksi perikanan budidaya mencapai 353% atau 16,9 juta ton pada 2014.
       Salah satu daerah yang memiliki potensi perikanan budidaya adalah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Sebagai sentra perikanan budidaya di Kaltim, Kukar memiliki potensi pengembangan yang cukup besar yang ditunjang dengan keberadaan pantai sepanjang 187,5 km, perairan laut kurang lebih 1.312,5 km persegi, danau 19,217 hektar, sungai 22.302,15 hektar, rawa 37.661 ha, waduk 48 hektar dan embung bekas tambang seluas 175 hektar. 
Produksi perikanan Kukar selama 5 tahun terakhir (2005-2009) meningkat 37% atau rata-rata 8,5% pertahun yang diikuti dengan peningkatan nilai produksi. Produksi ikan Kukar tercatat 67.750 ton (2005), 68.278 ton (2006), 81.908 ton (2007), 84.935 ton (2008), 132 ribu ton (2010). Kenaikan ini seiring dengan peningkatan nilai produksi dari Rp 885,5 miliar pada tahun 2004 menjadi Rp 3,3 triliun pada tahun 2010. Penyerapan tenaga kerja di sektor perikanan juga meningkat dari 90.745 orang pada tahun 2009 menjadi 96.014 orang pada tahun 2010.
Dari jumlah produksi ikan Kukar tahun 2010, sebanyak 57. 281 ton atau 43% berasal dari perikanan budidaya. Jika dibandingkan dengan produksi perikanan budidaya provinsi, Kukar menyumbang 18,15% dari produksi Kaltim yang tercatat 314 ribu ton.
Pengembangan perikanan budidaya dikembangkan di 3 kawasan sentra produksi yang meliputi wilayah hulu terdiri dari kecamatan Muara Muntai, Muara Wis, Kota Bangun, Kembang Janggut dan Muara Kaman dengan komoditas unggulan patin, jelawat dan betutu. Kedua, kawasan sentra produksi di wilayah tengah dengan komoditas unggulan nila dan ikan mas meliputi kecamatan Tenggarong, Tenggarong Seberang, Loa Kulu dan Loa Janan. Ketiga, kawasan sentra produksi di wilayah pesisir dengan komoditas unggulan udang windu, bandeng dan kepiting meliputi kecamatan Anggana, Muara jawa, Samboja, Muara Badak dan Marang Kayu.
Pengembangan perikanan budidaya di Kukar dilakukan di kolam, keramba, tambak dan bahkan bekas galian tambang. Pembudidaya ikan kolam salah satunya dikembangkan Kelompok Pembudidaya Mandiri Jaya di Kecamatan Anggana. Kelompok pembudidaya yang beranggotakan 13 orang dengan luas kolam mencapai 15,5 hektar ini mengembangkan udang galah. ”Dengan berbagai pelatihan yang kami ikuti baik di Kaltim hingga Sukamandi, Jawa Barat, akhirnya kami bisa mengembangkan udang galah. Sebelumnya kami enggak tahu cara mengembangkannya, sehingga sering mati semua,” tutur Rahmat Amin Ketua Kelompok Pembudidaya Mandiri Jaya. ”Kunci dalam pembudidayaan udang galah adalah pembuatan shelter, agar udang bisa terlindung ketika mengalami pergantian kulit,” tambahnya.
Kini dari kolam milik sendiri yang luasnya 5,5 hektar, ia bisa memanen udang galah sekitar 19,25 kuintal hingga 23,37 kuintal setiap 6 bulan sekali. Udang tersebut dijual dengan harga antara Rp 60 ribu hingga Rp 80 ribu perkilogram. Dari sisi pemasaran ia pun tidak kesulitan karena telah bermitra dengan 3 perusahaan yang selalu siap menampung hasil panennya, bahkan ia belum bisa memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat.
            Pembudidaya udang lainnya adalah Dasar Santoso anggota Pembudidaya Mandiri Jaya yang memiliki lahan 1 hektar.  ”Dengan adanya pelatihan saya bisa mengembangkan udang galah dengan produksi sekitar 4 kuintal sekali panen,” tutur ayah 4 anak ini.
Pembudidaya ikan juga dikembangkan Kelompok Pembudidaya Keramba Makmur di Kecamatan Tenggarong Seberang dengan memanfaatkan bekas galian tambang yang sudah tidak terpakai selama 9 tahun. Sebelum dilakukan pembudidayaan, selama 4 tahun dari tahun 2003-2007 dilakukan sterilisasi dengan menaburkan garam berkalsium bertahap mulai dari 5 ton pertahun, turun menjadi 3 ton pertahun hingga 1 ton pertahun. ”Selama 4 tahun total garam yang sudah ditabur mencapai 12 ton,” tutur Ahsin Hamami, Ketua Kelompok Pembudidaya Keramba Makmur. Seiring dengan penaburan garam, ia juga melakukan ujicoba pembudidayaan ikan kecil-kecilan. Awalnya ikan yang ditanam mati, baru pada tahun 2007 ikan yang ditanam bisa hidup sehingga ia optimis bisa mengembangkan ikan di bekas galian tambang. ”Sekarang saya punya 4.000 kolam ikan dengan hasil sekitar 15 ton perbulan,” tambahnya. Berbagai ikan yang dikembangkan cukup beragam antara lain gurame, patin, nila, emas, lele dan bawal. ”Hasil tangkapan ikan rata-rata untuk menyuplai berbagai rumah makan di sekitar Kukar,” tambahnya.
Seiring hadirnya perusahaan pengolahan ikan, hasil perikanan budidaya di Kukar telah diolah secara modern sehingga telah menembus pasar internasional. Hal ini salah satunya dilakukan PT Syam Surya Mandiri yang mengolah udang organik menjadi udang beku untuk diekspor ke Jepang, Amerika, Kanada  dan Jerman. Setiap bulan, perusahaan yang menyerap 600 tenaga kerja ini bisa mengeskpor udang sekitar 120 ton dengan tujuan utama Jepang dan Eropa.
(Firman dan Mika)

Sumber :setkab
01/08/11

Produksi Perikanan Kaltim Capai 341 Ribu Ton Pertahun

SAMARINDA – vivaborneo.com, Potensi produksi perairan laut yang dapat diusahakan secara lestari setiap tahun sebesar 140 ribu ton, sedangkan potensi tambak sekitar 122 ribu ton dan potensi perikanan air tawar sebesar  79 ribu ton, maka total produksi perikanan Kaltim sebesar 341 ribu ton.
“Kaltim merupakan daerah yang mempunyai potensi kelautan dan perikanan yang sangat prospektif. Untuk potensi produksi baik tambak maupun perikanan air tawar dan perairan laut mencapai 341 ribu ton dengan tingkat pemanfaatan hingga saat ini mencapai 30 persen,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltim H Iwan Mulyana, didampingi Sekretaris DKP Kaltim H Rusdiansyah Indra.
Menurut dia, potensi perikanan dan kelautan Kaltim tersebar dan merata di 14 kabupaten dan kota, terutama daerah  terletak pada wilayah pantai. Diantaranya Kabupaten Bulungan, Tarakan, Kabupaten Berau, Kutai Timur, Bontang, Balikpapan, Penajam Paser Utara, Kabupaten Paser, Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Nunukan.

Tags

Budidaya Informasi Perikanan Mangrove Tambak

Followers

My profil

Foto saya
mahasiswi perikanan Unmul yg masih pengen belajar dunia perikanan
Photobucket
Indonesian Freebie Web and Graphic Designer Resources
Photobucket
Photobucket

Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google